Iga Swiatek Diprediksi Melakukan Langkah Serupa Novak Djokovic Setelah Kekalahan Mengejutkan dari Danielle Collins di Roma

Penulis:Felix Waktu Terbit:2025-05-13 Kategori: news

## Terkejut di Roma, Akankah Iga Swiatek Ikuti Jejak Novak Djokovic Menuju Roland Garros?

Iga Swiatek Diprediksi Melakukan Langkah Serupa Novak Djokovic Setelah Kekalahan Mengejutkan dari Danielle Collins di Roma

Kekalahan mengejutkan Iga Swiatek dari Danielle Collins di babak ketiga Italian Open, Roma, bagaikan petir di siang bolong.

Sang juara bertahan, yang diharapkan mendominasi musim tanah liat sekali lagi, justru tersingkir dini.

Skor 6-1, 7-5 yang memilukan ini bukan hanya sekadar kekalahan, ini merupakan sinyal tanya besar menjelang pertahanannya di Roland Garros.

Dominasi Collins di set pertama, yang dengan cepat unggul 5-0, menjadi tamparan keras bagi Swiatek.

Meskipun set kedua menunjukkan perlawanan yang lebih gigih, pada akhirnya petenis Amerika itu berhasil menutup pertandingan dalam waktu satu jam 44 menit.

Kekalahan ini menambah daftar panjang musim tanah liat yang kurang memuaskan bagi Swiatek, setelah sebelumnya tersingkir di perempat final Stuttgart dan semifinal Madrid Open.

Pertanyaan besar yang kini menghantui para penggemar tenis adalah: akankah Swiatek mengambil langkah drastis untuk mengembalikan performanya sebelum Roland Garros?

Mantan juara Wimbledon, Marion Bartoli, memiliki pandangan menarik.

Ia memprediksi Swiatek akan meminta *wildcard* untuk turnamen tambahan, sebuah langkah yang mengingatkan kita pada keputusan Novak Djokovic untuk bermain di Geneva Open.

Bartoli berpendapat bahwa Swiatek mungkin akan memilih untuk mengasah kemampuannya di arena kompetisi daripada hanya berlatih keras selama 10 hari di Roland Garros.

Logika ini sangat masuk akal.

Kurangnya jam terbang kompetitif belakangan ini jelas mempengaruhi performa Swiatek.

Tekanan untuk mempertahankan gelar juga pasti membebani mentalnya.

Saya pribadi setuju dengan pandangan Bartoli.

Meskipun Swiatek adalah petenis yang luar biasa, rasa percaya diri dan ketajaman insting bertanding adalah kunci kesuksesannya.

Intensitas turnamen kompetitif dapat memberikan stimulus yang dibutuhkan Swiatek untuk membangkitkan kembali performa terbaiknya.

Statistik memang menunjukkan bahwa Swiatek belum memenangkan turnamen dalam hampir setahun.

Namun, kita tidak boleh melupakan talentanya yang luar biasa dan kemampuannya untuk bangkit dari keterpurukan.

Langkah yang diambil Djokovic dengan bermain di Geneva menunjukkan bahwa bahkan petenis sekelas dirinya pun membutuhkan pemanasan tambahan sebelum turnamen Grand Slam yang krusial.

Akankah Swiatek mengikuti jejak Djokovic?

Waktu yang akan menjawabnya.

Namun, satu hal yang pasti: keputusan apapun yang diambil Swiatek akan menjadi penentu nasibnya di Roland Garros.

Kita semua berharap ia dapat menemukan kembali performa terbaiknya dan memberikan pertunjukan yang memukau di lapangan tanah liat Paris.

Roland Garros tanpa Swiatek yang berada di puncak permainannya akan terasa kurang lengkap.

Semoga ia dapat belajar dari kekalahan di Roma dan kembali lebih kuat dari sebelumnya.